Sejarah Singkat
Perguruan
Tamansiswa Teluk Betung mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sejak tahun 1932. Lokasi belajar siswa di Kampung Gedong Pakuon,
menggunakan rumah adat Lampung berupa rumah panggung milik Bapak Hamzah
dengan cara sewa.
Tokoh masyarakat dan penyokong
Tamansiswa Teluk Betung, antara lain Ki. Muhammad, tinggal di Kampung
Talang pekerjaannya adalah Kepala Rumah Obat Dr. Kajat, Ki. Sanu yang
tinggal di Kampung Kupang Kota dan Ki. Hamzah yang tinggal di Kampung
Gedong Pakuon.
Tahun 1932 – 1934 status Tamansiswa
Teluk Betung adalah Anak Cabang Tamansiswa Tanjung Karang, seperti
halnya Tamansiswa Talang Padang. Jumlah Pamong ada dua orang yaitu :
- Ki. Derwanto, berasal dari Jawa Tengah
- Ki. Rustam Pesawik, seorang pemuda Lampung asli berasal dari Bunga Mayang Lampung Utara
Sebelum Tahun Ajaran baru tahun 1934,
bertambah pamong satu orang dari perwakilan Majelis Luhur Jakarta,
seorang pemuda Aceh yang lahir di Panteraja bernama Ki. Ismaill. Beliau
terkenal dengan panggilan Ismaill dobel el. Beliau meninggal lebih
kurang seminggu sebelum Konferensi Nasional Tamansiswa 1994 dan
dimakamkan di Taman Wijaya Brata Yogyakarta.
Pada awal tahun ajaran baru tahun 1934
status Tamansiswa Teluk Betung ditingkatkan, dari Anak Cabang menjadi
Cabang. Berdasarkan keterangan itu maka ditetapkan tanggal berdirinya
Tamansiswa Teluk Betung adalah tanggal 01 Agustus 1934. Sebagai Ketua
Perguruan ditetapkan Ki. Ismaill.
Jumlah murid pada tahun itu lebih kurang 84 orang terdiri dari :
- Taman Anak ( Kelas I – III SD ) : 3 kelas = 50 orang
- Taman Anak ( Kelas IV – VI SD ) : 3 kelas = 30 orang
- Kelas VII = 4 orang
Atas permintaan Ki. Ismaill kepada
Perwakilan Majelis Luhur di Jakarta, pada awal bulan September 1934
tambah lagi tenaga pamong satu orang, seorang pemuda kelahiran
Kendal Jawa Tengah, yaitu Ki. Slamet. Pada tahun 1938 Ki. Slamet
mempersunting gadis Lampung asli, putri bapak M. Idris seorang mantan
Demang di Gedong Pakuon bernama Halijah binti M. Idris. Karenanya Ki.
Slamet kemudian dikenal dengan nama lengkap Ki Slamet Jaya Saputra.
Ada sebuah perjanjian yang unik antara
Ki. Ismaill yang berasal dari Aceh Sumatra dan Ki. Slamet berasal dari
Jawa. Untuk mewujudkan rasa satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah
air, keduanya berjanji Ki. Ismaill akan menikah dengan gadis Jawa dan
Ki. Slamet akan menikah dengan gadis Sumatra. Ternyata Tuhan Yang Maha
Kuasa merestui, terbukti Ki. Slamet tahun 1938 menikah dengan Halijah
binti M. Idris, gadis Lampung asli dan Ki. Ismaill menikah dengan
Sudarmi binti Raden Sarsono Atmodiharjo gadis Jawa asli yang ayahnya
berasal dari Purworejo Jawa Tengah tahun 1944.
Untuk meningkatkan gerak perjuangan
Tamansiswa Teluk Betung dalam menjalankan misi mencerdaskan kehidupan
masyarakat, pada awal tahun 1935 merencanakan akan membuka Taman Dewasa.
Rencana itu disampaikan kepada wali murid, masyarakat simpatisan dan
penyokong Tamansiswa. Mereka mendukung gagasan itu.
Agar rencana itu dapat terwujud, maka
dibentuklah dua buah Panitia. Panitia pertama diberi tugas untuk
mengusahakan tanah dan gedung sendiri. Untuk tugas itu panitia pertama
diberi waktu dua atau tiga tahun lamanya. Panitia kedua diberi tugas
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan agar pada tahun ajaran 1935
Taman Dewasa bisa dibuka. Dalam waktu lebih kurang tujuh bulan, panitia
kedua berhasil membuat meja dan bangku duduk = 10 stel @ 2 orang, papan
tulis 2 buah, kursi guru 2 buah dan meja dan kursi kantor 1 stel.
Untuk kegiatan belajar mengajar, sementara belum memiliki gedung sendiri, disewalah sebuah rumah penduduk di jalan Hasanuddin Kupang Kota.
Pada tanggal 01 September 1935 resmilah pembukaan Taman Dewasa dengan jumlah murid = 12 orang. Untuk meramaikan suasana agar tidak terlalu sepi, ditariklah dari Gedong Pakuon murid kelas VII yang jumlahnya 14 orang.
Pada tahun 1936 panitia pertama setelah bekerja lebih kurang dua tahun lamanya berhasil membuat bangunan gedung sekolah. Dindingnya dari papan, atap genting dengan penerangan listrik. Tanahnya manyewa milik bapak Yahya Alm, letaknya di Kampung Talang.
Pada tahun 1936 itu Taman Dewasa dan kelas VII pindah ke Talang. Keberadaan Taman Dewasa di Talang tidak dapat bertahan lama karena pada tahun itu juga bagian Taman Muda pindah juga ke Talang dari Kampung Gedong Pakuon, akibatnya keadaan murid menjadi berjejal.
Akhirnya Taman Dewasa pindah lagi ke jalan Hasanuddin, menyewa rumah penduduk dekat dengan rumah sekolah sebelumnya, tetapi lebih besar rumahnya dan sewanya lebih murah.
Keadaan Tamansiswa Teluk Betung seperti itu terjadi hingga tentara Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942. Sejak Jepang masuk Lampung, Tamansiswa Teluk Betung nasibnya sama dengan Perguruan Tamansiswa di kota – kota lain, yang terpaksa harus tutup karena peraturan pemerintah kolonial Jepang. Tamansiswa diperlakukan sebagai sekolah pergerakan kebangsaan dan anti penjajah.
Atas saran Ki. Ismaill, para pamong dan alumnus Tamansiswa disarankan agar masuk Heiho dan Ki. Ismaill sendiri masuk anggota PETA. Pada jaman Jepang Ki. Ismaill menjadi salah satu anggota penasehat tentara Jepang, walaupun kenyataannya bukan penasehat yang sebenarnya, kecuali maksud Jepang yang sebenarnya adalah penasehat pelaksanaan penjajahan atas bangsa Indonesia. Karenanya K.i Ismaill akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tugas yang menyakitkan hatinya itu. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia dan Lampung berstatus sebagai karesidenan Ki. Ismaill diangkat menjadi Kepala Jawatan Pendidikan Karesidenan Lampung, semacam Kepala Kantor Depdikbud Karesidenan.
Setelah keamanan negara aman, pada awal tahun 1950 para pamong Tamansiswa, tokoh masyarakat pencinta dan penyokong Tamansiswa berunding untuk membuka Perguruan Tamansiswa Teluk Betung yang selama itu tutup. Agar memudahkan dan memperlancar transportasi para murid, panitia yang dibentuk bercita – cita agar lokasi perguruan berada di tengah – tengah kota Teluk Betung di tepi jalan ke arah kota Tanjung Karang. Alhamdulillah Tuhan YME mengabulkan cita – cita yang mulia itu.
Dengan landasan percaya pada kekuatan sendiri dan tetap bersandar pada kekuatan Illahi, bila Tuhan mengabulkan, pasti ada jalan dan wadah sebagai anugerah. Perguruan ini, perguruanku, perguruanmu, perguruan kami, perguruan kita. Siapa yang harus memberi makna ?
Tentu saja siapa saja, aku, kita, kamu dan kami. Jawaban perguruan adalah setiap insan yang beriman !
Setelah tanah diperoleh, bangunan
didirikan, tetapi karena kesibukannya sebagai Kepala Jawatan Pendidikan
Karesidenan Lampung tidak memungkinkan, maka untuk memimpin Perguruan
Tamansiswa selanjutnya, Ki. Ismaill mempercayakan kepada K.i Slamet Jaya
Saputra.
Untuk menemani perjuangan Ki. Slamet
Jaya Saputra, Ki. Ismaill memberi amanat kepada seorang pemuda berasal
dari Bungamayang satu Kampung dengan Ki. Rustam Pesawik yang bernama
Abdul Halim. Pemuda itu ternyata mau menerima amanat dari Ki. Ismaill
untuk menemani dan membantu Ki. Slamet Jaya Saputra dengan baik sesuai
dengan tuntutan alam jamannya. Perguruan yang dibangun itu tidak lain
adalah Perguruan Tamansiswa Jalan W.R. Supratman 74 Teluk Betung Bandar
Lampung ini.
Dari tahun 1950 sampai kini, romantika
dan dinamika sejarah silih berganti, pasang surut adalah alami yang
harus diwaspadai dan disiasati. Bagian perguruan yang dibuka sejak
berdiri hingga saat ini :
- Taman Indria I ( TK ) 01 Agustus 1959
- Taman Muda I ( SD ) 01 Agustus 1934
- Taman Dewasa I ( SMP ) 01 September 1935
- Taman Madya I ( SMA ) 17 Juli 1979 (Taman Madya I Generasi II)
- Taman Karya Madya Ekonomi I ( SMK ) 17 Juli 1991
- Taman Karya Madya Teknik I (SMK. Otomotif) 03 Juli 2002
Ketua Perguruan dari Tahun 1934 – 2011 :
- Ki Ismaill Tahun 1934 – 1950
- Ki Slamet Jaya Saputra Tahun 1950 – 1971
- Ki A.R. Parwoto Tahun 1971 – 1977
- Ki Rustam Pesawik Tahun 1977 – 1979
- Ki Sarjuni Raharjo Tahun 1979 – 1983
- Ki Hi. Wiyono Tahun 1983 – 31 Des 2011 – 30 Juni 2012
VISI Dan MISI SMA/SMK Tamansiswa Bandar Lampung
A. Visi
Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Merdeka, berpengatahuan, berketrampilan serta sehat jasmani dan rohani.
B. Misi :
1. Menyiapkan Calon Pemimpin masa depan yang berjiwa merdeka, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Peserta didik melalui pembelajaran sistem Among yang berorientasi pada pendekatan CTL.
3. Menjadikan SMA Tamansiswa Kota Mojokerto sebagai Sekolah Kebangsaan yang menjunjung tinggi nilai - nilai Budi Pekerti Luhur.
C. Usahanya :
1. Dalam rangka melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia , cabang-cabang dapat bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Propinsi dan Kabupaten / Kota membuka sanggar-sanggar budaya atau seminar-seminar tentang kebudayaan.
2. Dalam rangka mewujudkan masyarakat tertib damai, salam dan bahagia cabang-cabang dapat bekerja sama dengan Dinas Sosial Propinsi / Kabupaten / Kota dan lembaga social tingkat Propinsi / Kabupaten / Kota dalam rangka memerangi kemiskinan, keterbelakangan, dan penyakit-penyakit masyarakat.
3. Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan dalam arti luas (pendidikan jalur formal, informal, dan non formal) dalam bentuk perguruan, Cabang-cabang dapat bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Propinsi Kabupaten / Kota dalam rangka mengentaskan kebodohan, memeratakan kualitas pendidikan.
-Alamat : Jl. Wr Supratman No.74 TELUK BETUNG, Kupang Kota, TELUK BETUNG UTARA, KOTA BANDAR LAMPUNG 35211
-Telphone : (0721) 475449
Demikianlah riwayat singkat Perguruan Tamansiswa Teluk Betung. Ditulis dengan berdasarkan keterangan yang diperoleh secara lisan maupun tertulis dari para pelaku sejarah.
0 komentar:
Posting Komentar